Kamis, 23 Februari 2012

Div. Budidaya Semangka


I. LATAR BELAKANG ZEALSON INDONESIA DIV. BUDIDAYA SEMANGKA

Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani. Zealson Indonesia berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
 
2.1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
 
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Media Semai

- Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.

3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.




 


3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.



3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
a. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.

b. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).

c. Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :


Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.




 

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.

3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

3.4.5. Pemupukan

Waktu

Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)

ZA

TSP

KCl

Susulan I (3 hari)

40

-

40

Susulan II Daun 4-6 helai

120

85

80

Susulan III Batang 45–55 cm

170

-

30

Susulan IV Tanaman bunga

130

-

30

Susulan V Buah masih pentil

80

-

30

POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu


POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
 
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari. 

3.5. Hama dan Penyakit 

3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.

b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.

c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.

d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.

e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.

b. Bercak Daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.

c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.

d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.

e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

f. Karat Daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.










3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).

3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.


Rabu, 18 Januari 2012




Bisnis Batu Bata Eksis & Menguntungkan







Pembangunan yang berkelanjutan banyak memberikan peluang bagi banyak orang. Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat sehingga memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti. Dari hal inilah sebuah peluang muncul dalam pengadaan material utama pendukung dalam pembangunan properti yaitu Batu Bata.


Meskipun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata.


  PT. ZEALSON INDONESIA mengambil peluang seiring dengan pesatnya perkembangan kota kota di Jawa Barat dsk. yang berkomitmen menjaga usaha ini berjalan dengan baik.




Proses Produksi Batu Bata



Saat ini dengan tungku pembakaran berkapasitas 20ribu batu bata, dalam 2 bulan 3x pembakaran bisa menghasilkan +/- 200ribu batu bata sesuai permintaan.
Dalam proses produksinya, untuk produksi 70ribu batu bata dibutuhkan tanah liat sebanyak ½ bak truk (sedang). Sedangkan untuk pembakarannya dibutuhkan kayu bakar sebanyak 1.5 bak truk

Dalam operasional usaha batu bata ini, Zealson Indonesia  mempekerjakan 1 orang manajer dan 2 orang tenaga tetap dan untuk tenaga tetap dibayar berdasar jumlah batu bata yang dicetak

Pada proses pembuatannya, awalnya tanah yang sudah disiapkan, dimasukkan ke dalam mesin. Tanah diaduk dan dipadatkan kemudian dicetak berbentuk persegi panjang.
Supaya tanah lebih liat dan padat, ditambahkan air dan minyak sawit +/-1 sendok. Cetakan tanah yang keluar dari mesin berbentuk memanjang tersebut dipotong-potong secara manual. Setelah tanah tercetak, disusun dan dikeringkan di suatu tempat atau di dekat tungku.
Setelah tungku dikosongkan dari pembakaran sebelumnya, cetakan dimasukkan dan dibakar. Proses pembakaran membutuhkan waktu 4 hari tanpa berhenti.


Para konsumennya menilai,keunggulan dari batu bata produksi Zealson Indonesia mempunyai cetakan lebih rapi sehingga mereka selalu repeat order.

Konsumen dari produk batu batanya antara lain kontraktor,developer atau masyarakat umum dengan minimal order 10 ribu batu bata. Untuk pengantaran, Zealson Indonesia membatasi sampai radius 150 km2 dan biaya transportasi Rp 100,-/batu bata.



  Zealson Indonesia  berencana mengembangkan divisi tranportasi dengan memiliki truk angkutan yang bisa menghemat biaya pengangkutan kayu +/-Rp3 juta/bulan dan bisa memberikan pemasukan baru dari usaha penyewaan truk.Jadi,selama masih ada rencana pembangunan fisik dan prasarana lain, usaha pembuatan batu bata masih cukup menjanjikan.







Senin, 16 Januari 2012

Budi daya Jagung Hibrida

Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Namun sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan akan jagung kita masih harus mengimpor dari luar negeri karena produksinya belum mencukupi. Padahal ketersediaan lahan budidaya masih luas. Untuk menghasilkan produksi jagung yang tinggi diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat. berdasarkan peluang tersebut maka pihak PT. Zealson Indonesia yang di gawangi Oleh Bpk Nurzaeni mulai melirik Peluang bisnis tersebut.

Dan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman jagung adalah:

# Tempat bertanam
Di Indonesia, jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Lahan tempat bertanam akan berpengaruh terhadap perencanaan tanam

# Benih
Benih sebagai bahan utama atau modal pokok dalam budidaya jagung juga harus dipersiapkan. benih yang diperlukan biasanya dikaitkan dengan tujuan dan perencanaan penanaman

# Alat dan Tenaga Kerja
Manusia turut campur tangan dalam usaha penanaman hingga berproduksi, maka pencurahan tenaga memiliki arti penting di dalam proses budidaya jagung. Jumlah tenaga yang dibutuhkan bisa digantikan dengan alat atau mesin untuk mengintensifkan kerja


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam budidaya jagung adalah sebagai berikut:
 
1. PERSIAPAN LAHAN
KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN :
• Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.
• Memiliki cukup bahan organik.
• pH netral sampai agak asam (5,5 – 7).
• Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%.
• Ketinggian 0 – 700 meter dpl.
• Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.
• Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup
• Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)
Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.
MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN :
• Memperbaiki Struktur Tanah.
• Memperbaiki  Aerasi Tanah.
• Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
• Menghambat tumbuhnya gulma.
• Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar.
JENIS PENGOLAHAN LAHAN :
a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna
Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.
b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)
Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan
tercapai tujuan konservasi lahan.


2. PERSIAPAN BENIH
BENIH BERKUALITAS :
Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. FISIK
- Ukuran benih seragam.
- Bebas jamur/hama gudang.
- Daya kecambah baik.
 b. MORFOLOGIS
- Sifat yang khas.
- Tanaman seragam.
- Tahan cekaman lingkungan.

c.  PERTUMBUHAN
- Pertumbuhan awal/vigor kokoh.
- Tahan hama dan penyakit.
- Tanggap terhadap pemupukan.
- Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.

d. HASIL
- Kelobot tertutup rapat.
- Ukuran tongkol besar.
- Produksi tinggi.
- Rendemen tinggi.
- Biji rapat dan berat.
- Biji tertata rapi.

Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani.

 3. PENANAMAN
a. MANUAL
• Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi.
• Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal.
• Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik.
• Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.

(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm)
b. MEKANIS
• Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan  menggunakan PLANTER yang ditarik traktor.
• Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan.


4. PEMUPUKAN
• Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.
• Setelah pemupukan lakukan pengairan.
• Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.
• Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea  200 kg / Hektar, SP36  150 kg / Hektar dan Kcl  100 kg / Hektar atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15  200 - 250 kg / Hektar.
Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.

DIFISIENSI PUPUK
• Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda.
• Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama.
• Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan  sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua.
• Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang.
• Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji.
• Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.

   


5. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :
• Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.
• Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.
• Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).
Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida NOXONE 297SL  adalah :
- Cyperus sp.
- Digitaria adscendens
- Paspalum conjugatum
- Eleusine indica
- Panicum repens
- Mikania sp.
- Euphorbia hirta
- Imperata cylindrica
- Mimosa pudica
- Cynodon dactilon
- Ischaemum timorense
   


7. PANEN
• Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).
• Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :
• Klobot sudah berwarna coklat
• Rambut berwarna hitam dan kering
• Populasi klobot kering 90%
• Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas
• Terdapat titik hitam pada  bagian lembaga biji jagung

a. PANEN MANUAL
• Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada  saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan  turunnya produksi jagung.
• Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam karung.  Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau langsung dipipil.

b. PANEN MEKANIS
• Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.
• Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen.
• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.
• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.
   
8. PASCA PANEN
• Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.
•  Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.
• Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa langsung dipipil.  Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.
• Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.
• Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke Pabrik Pakan Ternak.
   




HASIL PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA ZEALSON INDONESIA

a. Pipilan Jagung Kering / hektar :     9.744 Kg
b. Jagung Manis Petik muda       :   10.200 Kg

Tingkat kebutuhan pasar dari hasil produksi Jagung Hibrida baik yang Pipilan maupun Jagung Manis masih sangat tinggi, dengan harga yang relatif stabil dan cenderung naik sehingga Budidaya Jagung Hibrida merupakan :

 usaha yang berjangka panjang dan prosfektif.


http://www.tanindo.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=29&Itemid=33